8.28.2015

Abdulkadir Wijoyoatmojo

Raden Abdulkadir Widjojoatmodjo (lahir di Salatiga18 Desember 1904 – meninggal di Den HaagBelanda24 Desember 1992 pada umur 88 tahun) adalah seorang Belanda-Indonesia dari Jawa, tentara dan diplomat.
Dia menghadiri sekolah Belanda dan mengikuti pelatihan Indologis di Universitas Leiden di bawah Christiaan Snouck Hurgronje yang merekomendasikan dia kepada Dewan Homegrown. Di sana ia bekerja sebagai administrator. 
Akhir 1947, dia bertindak Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Dia adalah utusan delegasi Belanda yang dipimpin oleh PBB menegosiasikan kemerdekaan Indonesia.
Dalam perundingan Renville, Abdulkadir adalah utusan delegasi dari pihak Belanda. Abdulkadir yang menandatangani perjanjian ini mewakili pihak Belanda. Alasannya, Abdulkadir memiliki hubungan emosional yang lebih kuat dengan Belanda daripada Indonesia, karena orangtuanya yang orang Belanda dan semenjak kecil menempuh pendidikan di Belanda. Selain itu, pihak Belanda juga hendak menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Indonesia masih berada di bawah kendali Belanda disamping juga membingungkan rakyat Indonesia terhadap konsep lawan-kawan.
Perlu diketahui bahwa meskipun Indonesia diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, namun sampai beberapa tahun berikutnya tidak semua tokoh-tokoh politik dan masyarakat mendukung eksistensi RI. Tak jarang yang memihak Belanda dan membentuk negara-negara kecil/boneka, baik di Jawa [seperti Negara Pasundan dan Negara Jawa Timur] maupun di luar Jawa [seperti Negara Sumatra Timur dan NIT].

Setelah kemerdekaan Indonesia, ia terus tinggal di Belanda. Dia diperlakukan seperti paria dan beremigrasi ke Belanda tahun 1951. Dia meninggal pada tahun 1992 di Den Haag dan kemudian dimakamkan di makam keluarga di Karanganyar.

Widjojoatmodjo adalah Knight di Orde Singa Belanda dan Orde Gajah Putih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar